Suara hati…Bunda


  • Wahai anak-anak yang terlahir dari rahimku…bunda Letih…

Pernahkah kalian berpikir dan bayangkan, aku bangun dan tertidur mengejar waktu…

Waktu yang tak akan pernah berpihak, bila aku tak berusaha mengikutinya.

Namun waktu yang kupunya tak akan pernah kembali.

Wahai Imam hidup dan nafasku…Aku lelah…pernahkah Kau bertanya ketika melihatku bermuram wajah, tentang apa beban dalam benakku…

Ketika, aku lelah…pernahkah Kau merayu untuk redamkan jenuh.

Ketika aku kesal dan marah…pernahkah Kau rengkuh aku dalam dekapmu.

Aku teramat paham dengan beban dipundakmu untuk kami.

Aku tahu kau pun lelah menghadapi aku yang selalu menyusahkanmu.

Dan…aku pun tahu Kau mulai jenuh melihat aku selalu diam.

Namun sayang….saat aku jenuh, saat aku marah, saat aku diam…rayulah aku, dekaplah aku dalam kasihmu dan jangan pernah kau menjauh.

Bila Kau menjauh dari hatiku maka hatiku pun akan menjauh tanpa pernah kau sadari.

Wahai Buah hati dan imamku… semua mempunyai porsi dan posisi sendiri-sendiri.

Berbuatlah dengan rasa ikhlas dan penuh kepedulian akan tanggung jawab.

Berharap kalian pun ikhlas menerima Bunda apa adanya….meski kalian kesal.

Berharap engkaupun ikhlas menerima istri yang tidak pernah bisa dewasa ini.

Berharap hatiku ikhlas, payah dan letihku suatu saat nanti membuka mata hati kalian….Bahwa hidupku tidaklah sempurna tanpa kalian dan kesempurnaan kalian tidaklah menjadi utuh tanpa menerima kekuranganku.

Kampus, 31102015

Tinggalkan komentar